Jakarta (ANTARA) - Polri mendapat bantuan alat pengintai dari pemerintah Australia untuk mengatasi masalah penyelundupan manusia.
"Alat pengintai yang diberikan Australia dapat digunakan di laut dan di darat atau di tempat-tempat yang sulit untuk dilihat dalam kegelapan serta alat untuk memindah sinyal, semuanya dalam bentuk alat transportasi," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Selasa.
Peralatan yang diberikan pemerintah Australia ini tidak semata-mata untuk mengatasi masalah penyelundupan manusia, tapi juga digunakan untuk penanganan kasus-kasus lain yang memerlukan teknologi.
Ito mengatakan peralatan beserta transportasi yang diberikan pemerintah Australia senilai 20 juta dolar Australia dan sangat memadai, karena geografi Indonesia yang sangat luas dapat memantau wilayah perbatasan bekerjasama dengan TNI.
"Peralatan yang diberikan ini harganya sangat mahal dan tentunya akan didaftarkan sebagai inventaris negara, tapi yang paling penting bantuan kali ini bisa meningkatkan kinerja kepolisian," kata Ito.
Pemerintah Australia melihat keterbatasan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyelundupan manusia terutama dalam hal peralatan, sehingga melalui lobby antara kepolisian Australia yang sudah bekerjasama dengan baik melatih personel polri.
Kabareskrim mengatakan penyelundupan manusia menjadi masalah yang serius, karena sudah menjadikan Indonesia sebagai negara transit, maka harus diantisipasi, karena mengandung resiko yang cukup tinggi.
"Sebagian imigran gelap yang datang ke Indonesia berasal dari Afghanistan dan Irak serta negara-negara konflik lainnya, mereka sudah tinggal di sini mungkin karena budaya dan agama yang sama, kemudian menjadikan Australia sebagai negara tujuan akhir," katanya.
Sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20100831/tpl-polri-dapat-bantuan-alat-pengintai-d-cc08abe.html
"Alat pengintai yang diberikan Australia dapat digunakan di laut dan di darat atau di tempat-tempat yang sulit untuk dilihat dalam kegelapan serta alat untuk memindah sinyal, semuanya dalam bentuk alat transportasi," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Selasa.
Peralatan yang diberikan pemerintah Australia ini tidak semata-mata untuk mengatasi masalah penyelundupan manusia, tapi juga digunakan untuk penanganan kasus-kasus lain yang memerlukan teknologi.
Ito mengatakan peralatan beserta transportasi yang diberikan pemerintah Australia senilai 20 juta dolar Australia dan sangat memadai, karena geografi Indonesia yang sangat luas dapat memantau wilayah perbatasan bekerjasama dengan TNI.
"Peralatan yang diberikan ini harganya sangat mahal dan tentunya akan didaftarkan sebagai inventaris negara, tapi yang paling penting bantuan kali ini bisa meningkatkan kinerja kepolisian," kata Ito.
Pemerintah Australia melihat keterbatasan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi penyelundupan manusia terutama dalam hal peralatan, sehingga melalui lobby antara kepolisian Australia yang sudah bekerjasama dengan baik melatih personel polri.
Kabareskrim mengatakan penyelundupan manusia menjadi masalah yang serius, karena sudah menjadikan Indonesia sebagai negara transit, maka harus diantisipasi, karena mengandung resiko yang cukup tinggi.
"Sebagian imigran gelap yang datang ke Indonesia berasal dari Afghanistan dan Irak serta negara-negara konflik lainnya, mereka sudah tinggal di sini mungkin karena budaya dan agama yang sama, kemudian menjadikan Australia sebagai negara tujuan akhir," katanya.
Sumber : http://id.news.yahoo.com/antr/20100831/tpl-polri-dapat-bantuan-alat-pengintai-d-cc08abe.html
Comments
0 comments to "Polri Dapat Bantuan Alat Pengintai dari Australia"
Post a Comment